Trending
Loading...
Monday, 24 March 2014

Keutamaan Taqwa

Definisi Taqwa

Menurut bahasa: berasal dari kalimat “waqaa”. Waqitusy-syai-aa artinya: saya menjaga sesuatu.

Menurut istilah: Sahabat Ali berkata: “Taqwa adalah takut kepada Allah yang Maha Agung, beramal sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, qana-ah terhadap yang sedikit dan bersiap untuk hari akhir.

Ibnu Rajab berkata: “Seorang hamba yang menjadikan sesuatu amal sebagai perisai/pelindung yang bisa melindunginya antara dia dan yang ditakuti. 

Kemudian kata ‘Taqwa’ banyak dipakai sebagi ungkapan ‘menjauhi semua larangan’. Abu Hurairah berkata ketika ditanya tentang taqwa: ‘Apakah engkau pernah berjalan di jalan yang penuh dengan duri?’ shahabat menjawab: ‘Ya.’ Beliau berkata: ‘Apa yang engkau lakukan?’ ‘Saya pastikan kaki saya, saya majukan atau mundurkan dari duri itu.’ Abu Hurairah berkata: ‘Itulah taqwa.’

Talk bin Habib berkata: “Adalah amal dalam rangka taat kepada Allah, sesuai dengan petunjuk-Nya, dengan mengharapkan pahala dari-Nya. Dan meninggalkan maksiat pada Allah sesuai dengan petunjuk-Nya karena takut siksa-Nya.

Urgensi Taqwa dalam Islam

Adalah merupakan perbendaharaan yang utama, di antaranya terkandung prinsip dan dasar-dasar, hukum dan syariat Islam, dia merupakan wasiat para ulama sepanjang masa. Allah berfirman: “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (QS 4: 131)

Hati yang penuh taqwa adalah hati yang sangat mengagungkan dan komitmen terhadap aturan dan syariat Allah. Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (al-Hajj: 32)

Taqwa bisa melindungi seseorang dari kemaksiatan. Allah berfirman: “201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS 7: 201)

Taqwa merupakan cahaya bagi para da’i, dialah yang akan membantunya untuk membedakan antara yang benar dan yang bathil. Allah berfirman: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS 8: 29)

Adalah wasiat Rasulullah saw. kepada para Du’at. Buraidah berkata: “Rasulullah jika mengutus seorang pemimpin atau sebuah pasukan, Rasulullah selalu berpesan khusus kepada mereka semua dengan pesan ‘taqwa kepada Allah’” (HR Muslim)

Keutamaan dan Kedudukan Orang-orang yang Bertaqwa

Orang yang paling bertaqwa adalah orang yang paling mulia di sisi Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” (QS 49: 13). Rasulullah ketika ditanya, siapakah yang paling bertaqwa, beliau menjawab: ‘Adalah orang yang paling bertaqwa.’” (HR Bukhari)

Orang yang bertaqwa adalah kekasih Allah dan yang dicintai Allah. Allah berfirman: “Maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaknya kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS 9: 7). Dalam ayat lain Allah berfirman: “Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.” (QS: 45: 19)

Mendapatkan maiyatullah. Allah berfirman: “bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS: 127-128)

Mendapatkan dukungan dari Allah. Allah berfirman: “Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (QS 3: 125)

Dimudahkan urusannya dan dilapangkan rizkinya. Allah berfirman: “….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS 65: 2-3)

Beruntung dengan mendapatkan syurga. Allah berfirman: “Katakanlah: ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’. untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS 3: 15)
Amalnya bertambah baik dan dosanya diampuni. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS 33: 70-71)

 Ciri-ciri Orang yang Bertaqwa

Senantiasa menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan. Al-Hasan berkata: “Orang yang bertaqwa senantiasa takut terhadap semua larangan Allah dan melaksanakan semua kewajiban.” Umar bin Abdul Aziz berkata: “Taqwa kepada Allah bukanlah hanya dengan puasa di siang hari, qiyamullail di malam hari dan bergaul dengan masyarakat di antara keduanya. Akan tetapi taqwa adalah meninggalkan apa yang diharamkan Allah dan menjalankan apa yang diwajibkan-Nya. Barang siapa yang diberi rizky kebaikan setelah itu, maka itu adalah kebaikan atas kebaikan yang lain. Allah berfirman: “ Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati.” (al-Hajj: 3)

Berakhlak mulia. Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS 3: 134)

Segera bertaubat dan tidak terus menerus bermaksiat.  Allah berfirman: “..dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS 3: 135)

Menghormati Rasulullah. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. b
agi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (al-Hujurat: 3)

Berkurban dan teguh dalam menepati janji. Orang-orang yang bertaqwa berkurban dengan diri dan apa yang berharga dalam dirinya di jalan Allah dan dalam rangka menolong agama Allah. Maka jika ketaqwaan telah bersemayam kokoh, dia akan menjadi tangguh di jalan dakwah, walaupun banyak hambatan. Allah berfirman: “…dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS 2: 177)

Adil dan jujur. Allah berfirman: “…dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 5: 8)

Menjaga lisannya. Anas berkata: “Tidak bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, seseorang yang tidak menjaqa lisannya.”
Melakukan muhasabah terhadap dirinya. Maimun bin Mahram berkata: “Seseorang belum dikatakan beriman, sehingga dia mampu melakukan muhasabah  terhadap dirinya dengan sangat cermat, dan dia tahu persis dari mana pakaian, makan dan minumnya.

moga kita tergolong kedalam hamba Allah yang bertaqwa.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top