Trending
Loading...
  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Tab 1 Top Area

Tech News

Game Reviews

Recent Post

Showing posts with label dakwah. Show all posts
Showing posts with label dakwah. Show all posts
Sunday, 1 June 2014
no image

Urgensi Perbaikan Diri dalam Dakwah



Individu adalah komponen terkecil penyusun masyarakat, Dia memegang peranan penting dalam menentukan perjalanan dan bentuk masyarakat itu sendiri. Oleh kerana itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Maka perbaikilah dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan. Kerana terwujudnya peribadi-peribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang untuk sukses. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, iaitu pembentukan peribadi islami {takwin asy-syakhshiyab al-islamiyyah).

Walau jumlah orang yang memusuhi Islam sangat banyak, namun jika kita dapat mengajak satu orang dari mereka dalam setiap hari agar mahu bergabung dalam dakwah islamiah, maka perlahan tapi pasti kita telah mengentaskan mereka dari kehinaan jahiliah menuju kemuliaan di bawah naungan cahaya Islam. Bukankah ini adalah tujuan dakwah? Bukankah mencari pengikut dengan cara seperti ini adalah tindakan yang bijaksana dan akan membuahkan hasil yang jelas?

Tugas kita adalah meluruskan pendapat umum yang salah terhadap Islam. Jika individu bisa menjadi baik, maka masyarakat pun akan menjadi baik, dan dengan sendirinya Islam akan berdiri tegak. Dalam jamaah dakwah islamiah sendiri, kita mengadakan suatu program yang kita sebut dengan projek al-akh al-wahid, iaitu setiap anggota berjanji dan berusaha untuk mengajak satu orang anggota baru dalam satu tahun.
Tidak seorang pun diperbolehkan menunda-nunda waktu, kerana perputaran waktu adalah bahagian dan pengubatan dan pembentukan (at waqtu juz'un minal 'ilaj wat takwin). Sehari dalam kehidupan individu adalah setahun dalam kehidupan umat. Umat yang mengerti betul akan hakikat kehidupan, mereka tidak akan pernah mati. Ini semua akan bergantung pada para da'i dalam memandang kesucian dan urgensi risalah dakwah serta bergantung pada pengorbanan para da'i, baik harta, tenaga, mahupun waktu.

Yang perlu diperhatikan oleh para da'i pada masa pembentukan (fase takwiniyah) adalah memberikan uswah hasanah, bertujuan menampilkan di hadapan masyarakat gambaran nyata tentang Islam. Ini harus dilakukan dengan kemantapan Kiat Memikat Objek Dakwah iman, pemahaman yang universal, dan bertoleransi dalam masalah-rnasalah khilaf dan furu.

Metode dakwah haruslah secara tadarruj (bertahap), sebagaimana firman Allah swt., "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat." (Asy-Syu'ara: 214)

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. " (Al-Hijr: 94)

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka telab dianiaya. Sesunggubnya Allah benar-benar Maha kuasa menolong mereka itu." (Al-Hajj: 39)


Thursday, 24 April 2014
no image

Tips Syiar untuk Remaja Muslim




Apakah kamu remaja muslim/muslimah yang sedang kesulitan untuk memelihara keimanan atau mensyiarkan Islam di tengah komunitas non muslim? atau mungkin teman-teman kamu sekarang anak-anak muslim yang ‘terlalu gaul’ sehingga melupakan ajarannya? atau mungkin saat ini kamu sedang belajar di negara orang yang mayoritas beragama non islam? Jika demikian, mohon luangkan waktu sedikit untuk membaca tips-tips berikut ini. Insya Allah ada hal positif yang bisa membantu kamu :-)

Luruskan dan niatkan setiap kegiatan kamu hanya untuk Allah SWT.

Kapanpun, dimanapun dan apapun yang sedang kamu lakukan, baik sendirian maupun bersama teman-teman, usahakan selalu mengingat Allah SWT. Berdoalah dan niatkanlah semuanya hanya demi Allah SWT.

Praktekkan selalu apa yang kamu katakan.

Kerjakanlah selalu apa yang kamu katakan pada teman-teman. Yakinkan teman-teman kamu bahwa Islam memang menjadi panduan hidup dan selalu konsisten kamu kerjakan.

Teladani Al-Qur’an dan Sirah Rosulullah SAW dalam mensyiarkan Islam.

Banyak sekali pelajaran mengenai cara syiar Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam yang terdapat di Al-Qur’an dan Sirahnya. Gunakan itu sebagai panduan syiar Islam kamu.

Jangan menilai teman kamu hanya dari wajah atau penampilannya.

Terkadang wajah dan penampilan bisa menipu. Bisa saja teman kamu yang pendiam dan sopan ternyata punya pekerjaan sampingan sebagai penari striptis, atau sebaliknya, bisa saja teman kamu yang nyentrik dan gaul, ternyata adalah seorang muslim yang taat. Hadapilah setiap orang dengan sikap yang sama, seakan-akan kamu belum mengenal mereka.

Tersenyumlah :-

Banyak sekali kita jumpai muslim yang taat menunjukkan wajah serius bahkan terlihat sebal jika diantara kalangan non muslim. Salah! Seperti kata Pak Mario Teguh, Tersenyumlah! dan perhatikan apa yang terjadi :-)

Ambillah inisiatif pertama jika bepergian bersama mereka.
Usahakan selalu ambil inisiatif pertama jika akan bepergian. Jauhkan teman-teman kamu dari tempat-tempat yang tidak baik.

Tunjukkan pada mereka bahwa Islam itu tetap relevan kapanpun juga.

Banyak orang yang beranggapan bahwa Islam itu kuno dan ketinggalan zaman. Tunjukkan pada mereka bahwa ajaran Islam itu relevan kapanpun juga.

Ajaklah mereka untuk ikut kegiatan sosial bersama kamu.

Ketika ada kegiatan amal atau sosial, ajaklah teman-teman kamu untuk ikut serta. Partisipasi mereka akan banyak berpengaruh positif pada kedekatan kamu dengan mereka, dan terbukanya hati mereka untuk menolong sesama.

Tanyakan kepada mereka 4 hal mendasar.

Pada setiap kesempatan, pancinglah mereka untuk menjawab 4 pertanyaan ajaib ini. Empat pertanyaan ini seringkali dapat dengan mudah mengarahkan pembicaraan kepada Allah dan Islam dengan halus.
a. Apa tujuan hidup kamu dan apa yang membuat kamu bahagia secara jujur dari hati terdalam?
b. Apa sih yang kamu percayai?
c. Kepada siapa seharusnya kita berterimakasih atas semua nikmat ini?
d. Apakah semua keberhasilan kamu sampai hari ini tanpa bantuan orang lain?
Lakukan dan tunjukkan kepada mereka bahwa sholat 5 waktu itu terpenting dari semua kegiatan.
Tunjukkan pada mereka bahwa sholat 5 waktu itu adalah yang terpenting dalam semua waktu kamu. Katakanlah pada mereka bahwa itulah saat-saat kita berhubungan langsung dengan Allah SWT dan saat itu, kita bisa meminta bantuan apapun kepada-Nya. Jika teman kamu sedang menghadapi masalah, ajaklah dia untuk berdoa atau bahkan ikut sholat dengan kamu.

Angkatlah sikap-sikap orang dewasa yang positif di depan teman-temanmu.

Seringkali anak-anak muda menganggap orang dewasa (termasuk orang tua mereka) kuno dan -maaf- ‘bodoh’. Tunjukkan rasa hormat kamu pada orang-orang dewasa dan pujilah sikap orang dewasa yang positif, misalnya: ketika ada yang menolong anak muda lain, atau ketika ada da’i yang memberikan dakwah yang menarik, atau ketika ada yang memberi sumbangan dana untuk bencana, dll. Hal-hal itu tidak hanya akan membuka perspektif baru bagi teman-teman kamu, tapi juga akan membuat mereka lebih hormat pada orang tua mereka. Ingatlah, hormat kepada orang tua sangat dinilai tinggi dalam Islam.

Dukunglah dan bantulah teman kamu yang meneladani atau mulai mengikuti ajaran Islam.
Ketika pada akhirnya ada seorang teman kamu yang tertarik dan berusaha mengikuti ajaran Islam, segera bantu dan dukunglah dia semaksimal mungkin. Hadirlah selalu di dekatnya agar imannya yang masih lemah terus terbina dengan kehadiran kamu.

Semoga hal-hal di atas bisa membantu kamu. Ingatlah bahwa dakwah itu bukan hak seorang muslim, tapi merupakan KEWAJIBAN kita. Setiap kita punya tugas untuk mensyiarkan cahaya Islam kepada siapapun juga, dimanapun kita berada dan siapapun teman-teman kita. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi langkah kita. Amiiin. Sukses teman-teman :-)

www.pusatalquran.com
Thursday, 17 April 2014
Belajar dari cara dakwah Musa As

Belajar dari cara dakwah Musa As



هلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ ﴿١٥﴾ إِذْ نَادَاهُ رَ‌بُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ﴿١٦﴾ اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْ‌عَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ ﴿١٧﴾ فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰ أَن تَزَكَّىٰ ﴿١٨﴾ وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَ‌بِّكَ فَتَخْشَىٰ ﴿١٩﴾ فَأَرَ‌اهُ الْآيَةَ الْكُبْرَ‌ىٰ ﴿٢٠﴾ فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ ﴿٢١﴾ ثُمَّ أَدْبَرَ‌ يَسْعَىٰ ﴿٢٢﴾ فَحَشَرَ‌ فَنَادَىٰ ﴿٢٣﴾ فَقَالَ أَنَا رَ‌بُّكُمُ الْأَعْلَىٰ ﴿٢٤﴾ فَأَخَذَهُ اللَّـهُ نَكَالَ الْآخِرَ‌ةِ وَالْأُولَىٰ ﴿٢٥﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَ‌ةً لِّمَن يَخْشَىٰ ﴿٢٦


Artinya: “Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa;. "Pergilah kamu kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas, Dan Katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)". Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir´aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian Dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka Dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.  (seraya) berkata: "Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (An Nazi’at: 15-26)

Saat membaca ayat ini, seketika teringat sebuah kisah menarik dalam sebuah fase kepemimpinan umat di era Umar. Saat terjadi peperangan terbesar di periode pemerintahan sang khalifah, yakni pada Perang Al Qadisiyah. Ketika itu, Rub'i bin Amir, seorang prajurit kavaleri muslim, dikirim untuk menemui panglima besar sekaligus Perdana Menteri Persia, Rustum. Ketika ditanya oleh Rustum, "apa yang mendorong kalian datang ke sini?" Rub'i menjawab, "Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dari kezhaliman agama-agama kepada keadilan Al-Islam. Maka Dia mengutus kami dengan agama-Nya untuk kami seru mereka kepadanya. Maka barangsiapa yang menerima hal tersebut, kami akan menerimanya dan pulang meninggalkannya. Tetapi barangsiapa yang enggan, kami akan memeranginya selama-lamanya hingga kami berhasil memperoleh apa yang dijanjikan Allah.”

Sebuah pernyataan yang tegas dan lugas. Sebentuk deklarasi ketinggian Al Islam dan hujjah (argumentasi) betapa kepemimpinan dalam konteks dakwah menuntut sebuah pengaruh yang besar bagi manusia. Ada totalitas yang ingin ditampakkan. Berupa bentuk penyerahan sepenuhnya kepada Allah. Sehingga ketika kita menyatakan ber-Islam maka sebuah konsekuensi logis jika harus ada perubahan yang asasi pada diri manusia. Bahwa dirinya berada dalam genggaman Sang Khaliq.

An Nazi’at: 15-26 menggambarkan proses dakwah yang begitu berat dijalankan oleh Musa AS. Betapa tidak dia hanya seorang kalangan rakyat biasa sebagaimana Bani Israil pada umumnya, harus berhadapan dengan penguasa tiran yang sangat keras kepala, sombong, diktator, sampai mengklaim dirinya tuhan. Ditambah pengalaman historis dahulu kala, dimana Fir’aun adalah ayah angkat Musa AS setelah diadopsi atas permintaan sang istri, Asiyah. Namun, bagi Musa semuanya itu adalah tantangan yang harus ia hadapi. Dalam rangka memenuhi perintah Allah: “idzhab…” (pergilah kamu….!) 

Sebuah perintah yang jelas lagi nyata. Maka tak heran jika Imam Ali Ashabuni dalam kitab Shafwatut Tafasir-nya menafsiri setiap kalimat perintah dalam Al Qur’an dengan sebuah kaidah ushul fiqih: “al ashlu fil amri lil wajib” (pokok dari sebuah perintah adalah wajib).

Menyadari kewajibannya untuk menghadapi sang tiran, Musa as memilih materi dakwah yang spesial, yaitu tentang tazkiyatun nafs dan ajakan untuk takut kepada Allah. Sebuah madah dakwah (materi dakwah) yang memang sengaja ia pilih. Karena sungguh kelakuan Fir’aun begitu luar biasa. Manusia sepertinya terlebih dahulu harus disadarkan akan statusnya sebagai manusia yang mesti kembali pada fitrah penciptaan, mengakui dan akhirnya takut pada Tuhan.

Proses untuk senantiasa menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) juga Musa sampaikan kepada Fir’aun. Bayangkan betapa sabar dan sekaligus beraninya Musa. Mengapa? Karena dia berdakwah dengan memperlihatkan hujjah (argumentasi) yang kuat dan dalil yang jelas. Dia tidak asal bicara. Juga tidak berdasar pada asumsi belaka yang rawan akan penafsiran syahwati. Musa juga yakin bahwa dirinya membawa misi kebenaran dari sisi Rabb-nya. Ibnu Katsir menyatakan usaha dakwah Musa ditolak mentah-mentah oleh Fir’aun. Dikarenakan kekufuran yang mengakar kuat pada hatinya, Fir’aun enggan menerima ajakan Musa. Sama sekali tidak. Lahir dan batin dia ingkar.

Yah…materi dakwah Musa kala itu: tazkiyatun nafs dan ajakan agar takut kepada Allah. Itulah taqwa. Dan yang pasti dengan disertai hujjah Ilahiyah yang nyata kebenarannya. Ini semua keniscayaan yang semestinya melekat bagi setiap orang yang mengaku dirinya sebagai aktifis dakwah.

“Tidak akan sunyi bumi ini dari seorang pemimpin yang berdiri untuk Allah dengan hujjah-hujjahnya.” (Ali bin Abi Thalib R.A)

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top