Trending
Loading...
Wednesday 26 February 2014

MEMBANGKITKAN REMAJA ‘QUR’AN GENERATION’ di Era ‘NET GENERATION’


Remaja muslim saat ini memiliki peran yang sangat penting. Terutama untuk mewujudkan generasi masa depan yang mampu meninggikan Islam. Namun masihkah ada harapan itu, sedangkan realitas sebagian generasi muda kita saat ini diserang dengan perilaku yang rusak dan menyimpang.
Di tengah-tengah serangan budaya barat yang rusak, sedikit banyaknya kehidupan sekularisme saat ini telah menciptakan generasi muda yang menyedihkan. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri. Sungguh-sungguh sangat menyedihkan dan sangat memilukan.
Sekarang sedang muncul generasi internet (net generation) yaitu yang lahir tahun 1977-1997,mereka generasi pertama diera digital hadir.muculnya komputer hingga fenomena jaringan online. Mereka generasi pertama yang berenang dalam angka-angka biner (bit).
Generasi internet adalah pemrakarsa, koloborator, organisator, pembaca, penulis, pemeriksa, bahkan pakar aktif seperti dalam video game.
Temuan yang mengejutkan secara nilai adalah bahwa mereka lebih matang,merasa bahagia,percaya diri, terbuka,toleran,memiliki prasangka positif.
Namun bagaimana dengan Qur’an Generation, Berapakah prosentase yang dicapai dibanding dengan net generation pada kalangan remaja?
Tak heran kini masuknya dunia globalisasi pun turut mempengaruhi prilaku remaja sekarang. Dunia globalisasi yang syarat dengan serba instan dan serba canggih ini sudah mulai membuat para remaja kini melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar yang seharusnya mampu berprestasi dan senantiasa membudidayakan membaca. Kini tak hanya bacaan umum untuk dipelajari saja, tetapi sekedar meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran pun kini seakan-akan tak ada waktu. Bukan hanya membaca, untuk memiliki Al-Quran pun bagi sebagian orang kini terasa sangat berat.
Banyak diantara kaum remaja saat ini lebih mementingkan kesenangan pribadi yang bersifat duniawi, seakan-akan mereka lupa sejatinya kehidupan yang sesungguhnya yaitu “dunia akhirat”. Pergi ke mall, chatingan, teleponan, smsan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan. Mereka lebih cenderung merasa happy bila pergi ke mall daripada pergi ke mesjid. Novel klasik percintaan yang penuh dengan cerita cinta semu lebih menjadi daya tarik tersendiri daripada harus membeli Al-Quran atau buku-buku agama untuk dibaca. Kecenderungan itulah yang membuat Al-Quran sekarang ini hanya menjadi pajangan / formalitas semata sebagai seorang muslim yang harus memilikinya.
Fenomena seperti itu, sesungguhnya telah diprediksi Rasulullah sekitar 14 abad silam. Karenanya, Rasulullah SAW diakhir hayatnya berpesan kepada umatnya: ''Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Alquran) dan Sunah Rasulullah SAW.'' (HR Muslim).
Qur’an generation lahir sejak awal mula nabi muhammad menerima wahyu pertama tatkala beliau genap berusia 40 tahun, datangnya Jibril kepadanya dengan membawa risalah kenabian. Itu terjadi pada Senin, 17 Ramadhan tahun ke-41 sejak kelahiran beliau, bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi, serta telah melahirkan jutaan umat penghafal qur’an hingga akhir zaman nanti yang tidak pernah musnah generasinya.
Mereka para remaja generasi qur’ani bukanlah orang terbelakang yang hanya berkutat dengan al qur’an dan keagamaan serta mengabaikan pencapaian pengetahuan umum, tidak. Namun pada kenyataannya mereka tiada saja diagungkan berdasarkan keutamaan-keutamaan yang telah Allah tetapkan namun Allah memberikan beberapa kelebihan lainnya yang begitu banyak dalam hal kelebihan kemampuan berfikir, bersosial, berkarya dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan beragam yang ada sesuai pada bakat dan kemampuannya.
Saatnya kini para remaja untuk dapat membiasakan diri menjadi Generasi Qurani, generasi yang Lahir sejak zaman rasulullah untuk selalu terbiasa membaca Al-Quran dan mengisi setiap hari-harinya dengan kebaikan-kebaikan. Bukan terus menerus menghamburkan uang, membuang waktu dengan nongkrong di mall, chating, facebookan, twitteran. Tetapi sudah saatnya mereka membiasakan diri untuk menjadikan Al-Quran sebagai sahabat.
Kualitas seseorang sangat ditentukan oleh dua hal, yakni siapa pergaulannya dan apa bacaannya.
Kalau pergaulannya dengan orang biasa-biasa saja, maka cara berfikirnya biasa-biasa. Tapi kalau pergaulannya adalah lingkungan yang hebat, maka dia menjadi hebat. ''Nah, persoalannya adalah bagaimana agar kita menjadi anak yang hebat? Maka sejak kecil sudah dilatih untuk bergaul dengan zat yang maha hebat yaitu Allah SWT.
Dengan cara apa?  dengan cara berlatih untuk melakukan kegiatan-kegiatan spiritual. ''Apa saja yang dilakukannya karena Allah bukan karena selain itu. Dan tentu saja apa yang dilakukan adalah hal-hal yang baik. Bagaimana mengenal Asmaul Husna, Ar-Rahman, Ar-Rahim.''
Lalu bagaimana dengan pengaruh bacaan?  Menurut Prof Imam dari Iran,  jika bacaannya kelas-kelas tingkat bawah,  maka orang itu tidak akan bisa lebih dari bacaan itu. Begitu juga kalau bacaannya berkualitas maka orang itu juga akan sekualitas itu.
Mejadi remaja digital di era net generation yang berkarakter qur’ani siapa takut??!! Di era digital serta sebagai remaja qur’ani yang cerdas tidak memungkinkan untuk menghindari dunia digital bahkan sangat luar biasa dan harus menguasainya dengan tujuan-tujuan jelas yang bermanfaat seperti ia akan meluaskan sayap dakwah, membangkitkan dunia qur’ani melalui media-media serta menguasai peredaran media dan perkembangan karakter remaja generasi penerus peradaban zaman ini dengan mencetak umat berkarakter dan bernalar qur’an.
Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal tersendiri / meluangkan waktu khusus untuk baca Al Quran.
عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ بِالْقُرْآنِ حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ…».
“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhuberkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…” (HR. Muslim).

Guna mencetak generasi Qurani, telah banyak dibuka tempat-tempat mengaji, pesantren-pesantren tahfidz, muatan pelajaran Al qur’an di sekolah-sekolah, perlomabaan-perlombaan, Qur’an Net, Grup-grup sosial media Qur’ani  dengan pendidikan, pengajaran, pembudayaan membaca Alquran dengan baik secara makhraj maupun tajwid, menghafal serta memahami isi kandungan Alquran dan Sunah. Subhanallah 

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top