Tafsir Surat Al - zalzalah
At-Tirmidzi meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr dia berkata:"Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah seraya berkata" Bacakanlah untukku, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda kepadanya, 'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki ar-raa.' Kemudian orang itu berkata kepada beliau, 'Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku sudah kaku.' Beliau bersabda, 'Bacalah dari surat-surat yang memiliki haa miim.' Kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau bersabda, 'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki kata tasbih’. Orang itu tetap mengatakan seperti ungkapannya yang pertama. Kemudian orang itu berkata, 'Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah, satu surat yang mencakup.’ Kemudian beliau membacakan untuknya: 'Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya,' sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata, 'Demi Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku tidak akan memberi tambahan padanya untuk selamanya.' Kemudian orang itu pun berbalik, lalu Rasulullah bersabda, 'Beruntunglah orang itu, beruntunglah orang itu.'" Kemudian dia mengatakan: "Lalu orang itu mendatangi beliau, maka beliau berkata kepadanya: 'Aku diperintahkan pada hari raya 'Idul Adh-ha untuk menjadikannya sebagai hari raya untuk ummat ini.'" Lalu orang itu berkata kepada beliau, "Bagaimana pendapatmu jika aku tidak mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban dengannya?" Beliau menjawab, "Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumismu, dan mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu merupakan kesempurnaan kurbanmu di sisi Allah Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i. [2]
1.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),
2.dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3.dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?"
4.Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5.karena sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.
6.Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
7.Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melibat (balasan)nya.
8.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melibat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah [99]: 1-8)
Ibnu 'Abbas mengatakan, "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya," yakni bergerak dari bawahnya.
"Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya." yakni, bumi akan melemparkan isi perutnya yang terdiri dari mayat-mayat. Demikian yang dikatakan oleh lebih dari satu orang ulama Salaf.
Di dalam kitab Shahihnya Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah bersabda: “Bumi akan memuntahkan bagian-bagian yang terdapat di dalam perutnya yang besar, seperti tiang-tiang yang terbuat dari emas dan perak. Lalu seorang pembunuh akan datang seraya mengatakan
dalam hal ini, 'Aku telah membunuh’. Kemudian seorang pemutus silaturahmi datang dan berkata dalam kesempatan ini, 'Aku telah memutus hubungan kekerabatanku.' Selanjutnya, seorang pencuri datang dan berkata mengenai hal ini, 'Aku telah memotong tanganku.' Kemudian dia meninggalkannya dan tidak mengambil sesuatu pun darinya."
Dan firman Allah "Dan manusia bertanya, 'Mengapa bumi (jadi begini)?" Yakni, dia menolak kejadian yang dialami bumi setelah sebelumnya dalam keadaan bulat, tenang dan permanen. Di mana bumi ini berdiri tegak di atas punggungnya. Artinya, keadaannya berbalik total, di mana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab, telah datang perintah dari Allah Ta'ala untuk menimpakan goncangan yang telah disiapkan baginya, yang tidak ada tempat berlindung baginya dari goncangan tersebut. Kemudian bumi akan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya, yang terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang hidup terakhir. Dan pada saat itulah ada orang-orang yang mengingkari kejadian itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada dan mereka pun menampakkan diri kepada Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa.
Firman Allah Ta'ala, "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya." Maksudnya, membicarakan apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang berada di atasnya. Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim memberitahu kami, Ibnul Mubarak memberitahu kami, [begitu pula] at-Tirmidzi, Abu 'Abdirrahman an-Nasa-i dan lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah membaca ayat ini: 'Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,’ beliau bertanya, 'Apakah'kalian mengetahui apa berita yang disampaikannya?' Mereka menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya beritanya adalah dia bersaksi bagi setiap hamba, laki-laki maupun perempuan atas apa yang telah mereka lakukan di atasnya. Dia akan mengatakan, 'Dia mengerjakan ini dan itu, pada hari ini dan itu.' Demikian itulah beritanya.'" Kemudian at-Tirmidzi mengatakan: "Ini merupakan hadits hasan shahih gharib"
Firman Allah Ta'ala, "Karena sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya,” Imam al-Bukhari mengatakan, "Kata auhaa laha, auhaa ilaihaa, wahaa lahaa, dan wahaa ilaihaa adalah satu (yaitu, mewahyukan kepadanya)." Demikian pula Ibnu 'Abbas mengatakan. "Auhaa lahaa adalah sama dengan auhaa ilaihaa." Secara lahiriah, kandungan ini bermakna memberikan izin kepada bumi.
Syabib bin Bisyr meriwayatkan dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya," dia mengatakan, "Rabb-nya berkata kepadanya, 'Katakanlah,' maka bumi itu pun berkata." Mujahid mengatakan, 'Auhaa lahaa maksudnya, Allah memerintahkannya.' Al-Qurazhi mengatakan, "Allah, memerintahkannya untuk membelah diri."
Dan firman Allah Ta'ala: "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya." Maksudnya, mereka menentang terhadap keberadaan hisab dalam wujud yang beragam, yakni macam dan golongan dalam hal mendapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang diperintahkan supaya masuk Surga. Dan ada pula yang diperintahkan masuk Neraka.
Firman Allah Ta'ala: "Supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka." Maksudnya, supaya mereka mengetahui dan diberi balasan atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia, baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Oleh karena itu Dia berfirman: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrab pun, niscaya dia akan melihat (balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrab pun, niscaya dia akan meliliat balasannya pula." Imam al-Bukhan meriwayatkan dan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: "Kuda itu untuk tiga orang. Bagi seseorang kuda itu akan menjadi pahala, bagi seorang lagi akan menjadi satar (penutup), dan bagi seorang yang lainnya akan menjadi dosa. Adapun orang yang mendapatkan pahala adalah orang yang mengikat kuda itu di jalan Allah, lalu dia membiarkannya di tempat penggembalaan atau taman dalam waktu yang lama, maka apa yang terjadi selama masa penggembalaannya di tempat penggembalaan dan taman itu, maka ia menjadi kebaikan baginya. Dan jika dia menghentikan masa penggembalaannya lalu kuda itu melangkah satu atau dua langkah, maka jejak kaki dan juga kotorannya akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu menyeberangi sungai lalu ia minum air dari sungai tersebut, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya, dan kuda itu pun bagi orang tersebut adalah pahala. Dan orang yang mengikat kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi kehormatan diri tetapi dia tidak lupa hak Allah dalam pemeliharaannya, maka kuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang yang mengikatnya karena perasaan bangga dan riya', maka ia hanya akan menjadi dosa baginya."
Kemudian Rasulullah ditanya tentang keledai, maka beliau bersabda:
“Allah tidak menurunkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yang mantap dan mencakup ini: 'Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. “ Diriwayatkan oleh Muslim.
1.Disalin dari kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
2.Di sini penulis menyebutkan beberapa hadits yang diriwayatkan secara tersendiri oleh at-Tirmidzi yang menunjukkan bahwa idzaa zulzilat (surat al-Zalzalah) menyamai seperempat al-Qur-an atau setengahnya. Wallaahu a'lam.
0 comments:
Post a Comment