Risalah Untuk Para Hafidz Al Qur'an
Seorang pemuda menceritakan tentang dirinya : "Allah telah memberi nikmat kepadaku dengan menjadikan diriku sebagai pengahapal Al Qur'an sejak kecil. ketika itu, aku hafal Al Qur’an di luar kepala. hingga aku hampir tidak pernah lupa satu ayat pun dari hafalanku. aku adalah penghafal teladan diantara teman-teman. guru-guruku dan siapapun yang mengenaliku saat itu.
Waktu pun berlalu dan aku harus pindah dari negeriku ke negeri lain untuk bekerja. Di negri itu aku tinggal bersama teman-teman yang memilki tujuan sama. Setelah beberapa waktu, teman-temanku mulai membawa kaset-kaset nyanyian kemudian mereka pun mendengarkannya.
Awalnya aku tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan dan berusaha untuk menasehati mereka. Tapi karena mereka selalu bersamaku, akhirnya aku pun terpengaruh. Aku mulai mengikuti mendengar nyanyian-nyanyian itu dan menikmatinya bersama mereka sepanjang malam hingga fajar.
Keadaan seperti itu terus berlanjut selama tiga bulan. Tibalah waktu kami kembali ke negri masing-masing. suatu hari ketika aku mengerjakan sholat setelah membaca Al Fatihah aku membaca salah satu surat. setelah membaca beberapa ayat, ternyata aku telah lupa dan tidak dapat melanjutkan.
Setelah aku sempurnakan shalat, aku pun membuka mushaf dan membaca ayat-ayat yang lupa tersebut berulang-ulang. ternyata ayat-ayat itu telah hilang dari diriku. Banyak sekali ayat yang telah aku lupa.
Akupun duduk termenung seorang diri sambil terus mengingat-ingat hafalanku yang dahulu. Kemudian aku berkata pada diriku sendiri, "bagaimana aku ini, padahal dahulu aku adalah teladan dalam hafalan?" Air mataku pun mengalir. aku menangis terisak-isak, dan merendahkan diri kepada Allah sambil menangis dan mengakui dosa dan kelalaianku dalam menjaga amanah ini. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk menjauhi teman-teman yang selalu gandrung terhadap musik-musik yang tidak Islami, dan mengulangi hafalan siang malam dalam waktu yang sangat lama.
Aku juga menjauhi nyanyian-nyanyian dan bertaubat kepada Allah serta berusaha untuk mengembalikan hafalan Al Qur’anku. Tapi usaha untuk mengembalikan hafalan itu ternyata lebih sulit daripada ketika aku menghafal. akupun teringat sebuah syair.
Jika engkau telah mendapatkan kenikmatan, maka jagalah
Karena kemaksiatan dapat menghilangkannya
Jagalah dengan berbuat ketaatan kepada Rabb manusia
Sungguh Rabbmu Maha Cepat dalam memberikan balasan
Aku juga teringat perkataan Imam Asy Asyafii.
"Aku mengadu kepada Imam Waki'
Tentang lemahnya hafalanku
Maka ia menyuruhku untuk meninggalkan kemaksiatan
Dan mengabarkan bahwa ilmu itu adalah cahaya
Sedangkan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat”
Disadur dari buku mengahapal Al Qur’an itu mudah ( Hasan bin Ahmad bin Hasan Haman)
0 comments:
Post a Comment