Trending
Loading...
Tuesday, 10 December 2013

Bahagia Di Bawah Naungan Al Quran

 

Bahagia Di Bawah Naungan Al Quran


      Bagaimana kita bahagia dalam naungan Quran?  Salah satunya adalah dengan meyakini bahwa Al Quran adalah rejeki terbesar yang diberikan Allah swt kepada manusia. Jika Al Quran adalah rejeki, tentu dalam sehari kita tidak mau melewatkan menikmati rejeki itu. Maka kenikmatan hidup akan berkurang jika sehari saja tidak membaca Quran.

      Allah sangat senang kepada orang-orang yang berusaha membaguskan bacaannya. “Ya Allah jadikanlah Al Quran sebagai ‘musim semi’ dalam hati kami,’ doa Rasulullah saw. Dalam hadits lain:  “Jika kalian melewati taman surga, maka berhentilah! Nikmati hidangan taman itu! Dan taman surga itu adalah kumpulan zikir (termasuk di dalamnya Al Quran),”  kata Nabi SAW. Pada diri seorang Muslim itu terdapat warisan yang luar biasa dibandingkan apapun warisan di muka bumi. Dialah Al Quran.

      Orang yang bahagia dengan Quran tidak akan pernah jenuh dan bosan meski membacanya berulang-ulang. Karena setiap dibaca lagi, Quran akan memberikan sesuatu yang baru. Seperti ungkapan ini, “Al Quran adalah lautan tak bertepi.” Jika Al Quran dianggap rejeki, tentu kita mendambakannya dan berusaha mendapatkannya. Jika diibaratkan Al Quran sebagai taman/kebun dan kita sebagai petaninya, tentu berharap panen yang baik. Langkah pertama tentunya memilih benih yang unggul. Benih yang unggui tersebut adalah keimanan. Keimanan mendahului Quran.
     
     Suatu benih bisa tumbuh subur pada tanah yang subur. Itulah dia “qolbu”. Qolbu itu senantiasa harus dibersihkan. Salah satunya dengan istighfar. Rasulullah saw yang dijamin masuk surga minimal beristighfar 100x dalam sehari. Tanaman yang baik harus disirami. Itulah dengan bacaan Al Quran. Sehingga petani akan menghasilkan panen yang menjanjikan.

    Dalam berinteraksi dengan Al Quran ada dua hal yang harus kita jalankan. Yakni Kasroh dan Mukabadah. Kasroh artinya banyak, artinya jumlah bacaan harus kita usahakan sebanyak mungkin. Tentunya dengan memperhatikan tajwid dan tahsinnya.  Mukabadah artinya sampai kelelahan.  Sahabat Rasulullah saw saking mukabadahnya dalam membaca Quran, sampai mengikat tubuhnya ke tiang masjid supaya tidak terjatuh.

      Jika kedua itu djalankan maka menghasilkan generasi yang kokoh. Karena semakin banyak yang kita berikan pada Quran, semakin banyak pula yang diberikan Quran kepada kita. Wallahualam.

sumber : http://www.islampos.com/bahagia-di-bawah-naungan-al-quran-12678/

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top