Trending
Loading...
Thursday, 27 March 2014

Sarana Perang Pemikiran


Betapapun berbeda ideologi, nama, wadah, dan kepentingannya, musuh-musuh Islam yang terdiri dari kaum atheis, Yahudi, Nasrani, Musyrikin dan munafiqin bersatu memerangi Islam dan kaum muslimin. Untuk sementara waktu, mereka dapat melupakan permusuhan dan konflik horisontal yang terjadi di antara mereka dalam rangka mencapai tujuan yang lebih besar dan menghadapi musuh yang lebih besar. Al-Qur’an menyebut mereka sebagai golongan sekutu [al-Ahzab] dengan kesombongan dan keangkuhan sebagai karakteristiknya.

Engkau mengira bahwa mereka bersatu padahal hati mereka bercerai berai. Mereka bersama dengan pasukan iblis lainnya telah mengeluarkan biaya sangat besar untuk menghalangi manusia dari jalan Allah. Mereka pasti akan membelanjakannya, kemudian dana itu akan menjadi penyesalan bagi mereka. Dan mereka pasti akan kalah.
Sarana-sarana yang mereka gunakan untuk mencapai tujuan busuk itu adalah:

1. Pers dan media informasi
Media cetak maupun elektronik telah mendapatkan posisi tersendiri di era informasi global ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siapa yang menguasai informasi, ia akan menguasai dunia. Musuh-musuh Islam telah menggunakan media-media itu sebagai mimbar dan corong yang efektif untuk menyebarkan syubhat dan kemungkaran.

2. Pendidikan
Mereka menempatkan orang-orang nya di berbagai jabatan, bahkan memasukkan ajaran agama dan ideologi mereka ke dalam kurikulum di semua level. Melalui pendidikan mereka telah berhasil memurtadkan pemuda-pemuda Islam, terutama mereka yang telah diberi beasiswa untuk belajar di negeri-negeri barat.

3. Penerbitan
Mereka menerbitkan brosur, buletin, dan sejenisnya. Meskipun tidak terang-terangan, nilai-nilai kekafiran dan propaganda kefasikan sangat kentara dalam media-media mereka.

4. Hiburan
Mulai hiburan tradisional, modern, hingga reality show mereka manfaatkan juga. Untuk itu mereka tidak hanya mendirikan cafe-cafe, pub, bioskop, tempat-tempat lokalisasi, namun juga memanfaatkan radio, tv, internet dan sebagainya. Demikian itu karena hiburan sangat efektif untuk melalaikan umat dari agenda besar dan nasib memprihatinkan yang menimpa saudara atau negeri mereka.

5. Klub-klub
Klub seni dan budaya, hobi, bahkan klub arisan tak luput dari perhatiannya. Dalam kelompok-kelompok itu mereka menanamkan tradisi-tradisi jahiliyyah seperti khamr, judi, ikhtilath, standing party dan sebagainya.
6. Olah raga
Mereka menyebut prestasi dalam olahraga sebagai kepahlawanan yang pantas dibanggakan. Kalau hanya sebatas olahraga, tentu akan baik-baik saja. masalahnya adalah bahwa olahragapun mereka gunakan untuk melalaikan probema azazi kehidupan.

7. Yayasan dan LSM
Sebagiannya menggunakan nama Islami dan melakukan kegiatan-kegiatan yang terkesan Islami. Bahkan ada sejumlah gereja yang menggunakan pakaian adat masyarakat Islam berikut puji-pujian mereka dalam misa di gereja.

Seluruh usaha dan sarana itu mereka kerahkan secara simultan kepada sasaran paling empuk yaitu kaum mustadl’afin [kaum lemah]. Hasilnya banyak di antara mereka yang miskin dan berpendidikan rendah itu murtad. Mereka itu menjadi sasaran empuk ghazwul fikri karena pengalaman membuktikan bahwa orang tidak akan berpindah dari agama Islam kecuali yang lemah imannya, ditambah lagi miskin, bodoh, atau beambisi terhadap kedudukan. Strategi yang mereka lakukan adalah memberi perhatian dan advokasi. Setelah bertanam budi, mereka minta komitmen.

oleh ust. jasiman, Lc

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 OddThemes All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top