Trending
Loading...
Thursday 27 March 2014

Perang Pemikiran




Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabada: “Akan datang suatu masa dimana bangsa-bangsa memperebutkan kalian sebagaimana sekelompok pemakan memperebutkan makanan di nampan.” Para shahabat bertanya: “Apakah karena jumlah kami yang sedikit waktu itu wahai Rasulallah?” Rasulullah menjawab: “Tidak. Bahkan jumlah kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian saat itu seperti busa di lautan.”

Nubuat di atas telah terbukti hari ini. Umat yang dilahirkan sebagai umat terbaik bagi seluruh umat manusia itu telah mencapai puncak kemundurannya. Sebelum ini mereka telah mencapai puncak keemasannya dengan Islam. Kemunduran itu terjadi karena kaum Muslimin meninggalkan Islam yang membesarkan mereka. ‘Umar bin al-Khaththab pernah berkata: “Kita ini adalah kaum yang dibesarkan oleh Allah dengan Islam. Apabila kita mencari kebesaran dengan selainnya, maka Allah akan menghinakan kita.”
Karena lemah kaum muslimin dan negeri-negerinya menjadi obyek rebutan bangsa-bangsa jahiliyah yang melancarkan intervensinya secara politik, militer, dan ekonomi.

Saat Islam masih dipegang teguh, kaum muslimin sangat kuat hingga kaum kufar tidak berdaya setiap menghadapi kaum muslimin. Mengapa? Sebab kaum muslimin berperang untuk mencarai mati [syahid] sedangkan orang kafir bertempur untuk mencari hidup.

Menyadari bahwa sumber kekuatan umat Islam ada pada aqidah dan agama, maka mereka menempuh cara lain untuk mengalahkan umat Islam. Cara mereka adalah melalui perang intelektual dan kebudayaan. Perang intelektual ini dimaksudkan untuk mencapai target-target berikut:

1. Merusak akhlak
Dalam konggres misionaris tahun 1930-an, Zweimmer, seorang Yahudi pemuka kaum zending mengatakan di hadapan para peserta bahwa tugas para misionaris bukan mengkristenkan kaum muslimin di negeri-negeri Islam karena itu berarti pemuliaan bagi mereka. Tugas kaum zending yang sebenarnya adalah menjauhkan kaum muslimin dari agamanya sehingga akan lahir generasi yang tidak memiliki hubungan dengan Al-Khaliq. Ketika orang tidak punya hubungan dengan Tuhan, pada saat itulah ia mengalami kebobrokan moral.

2. Menghancurkan fikrah [visi]
Aqidah yang lemah menyebabkan mereka tidak lagi berpegang pada nilai-nilai moral dan sifat utama. Pada saat itu visi dan idealisme dalam perjuangan menjadi hancur berantankan. Kaum kuffar menyebarkan syubhat sekitar Islam, Allah, Rasul, al-Qur’an, dan syariat. Akibatnya kaum muslimin meragukan kebenaran agamanya sendiri.

3. Melarutkan kepribadian
Akibat dari semua itu maka lahirlah generasi muslim yang tidak berkepribadian. Mereka tidak percaya diri untuk menampakkan indentitas keislaman. Nama-nama, mode pakaian, bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari Barat. Sebagian tokoh mereka mengatakan bahwa apabila ingin maju kita harus menjiplak Barat seutuhnya. Era westernisasi dimulai !

4. Pemurtadan
Pada kondisi yang lebih parah bukan hanya kebudayaan dan pemikiran yang mereka jiplak dari barat. Apalagi fikiran sudah tercemari, gaya hidup sudah terwarnai, tidak ada lagi identitas Islam yang tersisa, akhirnya sekian, aqidahpun mereka tukar dengan ideologi barat.

5. Loyalitas kepada kaum kuffar
Tidak perlu lagi mengerahkan tentara dan persenjataan. Dengan suka cita kaum muslimin sudah mengekor dan bersujud di kaki mereka.

oleh ust Jasiman Lc.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top