Trending
Loading...
Tuesday, 22 April 2014

Cara Jitu Kendalikan Emosi Remaja


Nurul Huda
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Kehidupan modernis ini, remaja memegang peran yang sangat urgen dalam menentukan arah bangsa. Remaja yang diharapkan menjadi tonggak yang akan memutar roda dan memberikan inspirasi baru dalam pembangunan masyarakat terutama dalam hal moralitas. Kini lambat laun simpatisan terhadap remaja berangsur memudar dari hati masyarakat. Kasus brutal yang dilakukan remaja semakin memperkuat stigma negatif pada diri mereka.

Pergolakan emosi yang dihadapi pada usia ini tidak diseimbangi dengan pembangunan diri dalam membentuk pribadi yang baik.

Emosi menjadi inti pokok dari persoalan kasus remaja masa kini. Tindakan ekstrim kadangkala terjadi karena gejolak emosi yang lagi mengalami goncangan. Emosi seringkali disulut oleh kondisi yang terjadi disebabkan karena adanya rasa ingin menyesuaikan diri di tengah-tengah masyarakat. Sikap ambivalensi dalam diri remaja juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada psikis remaja. Dalam satu sisi mereka ingin bebas dan disisi lain mereka juga masih belum siap untuk menanggung beban yang akan di terimanya. Mereka dituntut untuk bersikap laiknya orang dewasa.

Emosi tidak hanya membawa dampak negatif, memang sifat benci, marah, dan dan penyakit hati lainnya itu muncul natural dari dalam diri, ketika kehadirannya tidak di terima di tengah-tengah masyarakat. Sehingga ia bersikap agresif untuk menarik simpati masyarakat. Perlunya bimbingan untuk mengarahkannya ke arah yang positif terlebih dahulu akan membangun inner adjustment (penyesuaian dalam diri) yang bakal memberikan pondasi bagi kepercayaan diri, serta kesadaran akan hakikat mereka sebagai khalifah yang bertugas untuk memakmurkan dan memperbaharui bumi menjadi lebih baik. Selain dampak negatif, emosi juga memberi dampak positif seperti luapan kasih sayang, senang, bahagia, dll.

Emosi tidak dapat dibunuh tapi harus dibimbing agar dapat di salurkan pada hal-hal yang positif.

Bekal agama yang kuat bisa dijadikan pondasi serta terapi untuk membangun kematengan kepribadian. Islam memperkenalkan bimbingan konseling yang bersifat preventif, edukatif, dan rehabilitatif sebagai alternatif untuk memberikan bantuan bagi remaja. Bimbingan konseling Islam melihat ada tiga faktor yang mempengaruhi pergolakan emosi;

1. Faktor kognitif, faktor ini muncul dari alam bawah sadar yang di hasilkan oleh tumpukan proses dari pengalaman diri sendiri. Identifikasi ide-ide baru menjadi upaya yang cocok untuk merubah prilaku kita dari sudut pandang yang di peroleh.

2. Faktor prefektif, faktor yang muncul dari pengalaman emosional yang selalu mengalami goncangan dan kadangkala memberikan bekas di hati naluri yang dalam.

3. Faktor lingkungan, faktor yang memberikan sumbangsih kontribusi terbanyak  dan sangat dominan sekali dalam menentukan arah emosional. Kemunculannya biasa terjadi dari suasana dan sikap religiusitas dalam tubuh masyarakat. Adapun upaya yang bisa membangun untuk menetralisir sifat negatif yang timbul darinya dengan cara relaksasi, logoterapi, dan konseling non direktif.

Oleh sebab itu, bimbingan konseling sangat dibutuhkan bagi seorang remaja dalam proses internalisasi jati diri. Mau tak mau seorang remaja harus memiliki konsulen atau guru spiritual yang akan membimbing psikis mereka dengan memberikan dorongan-dorongan positif seperti menanam nilai-nilai kesabaran, tawakal, serta berakhlakul karimah.

Para konsulen Islam dalam membimbing remaja berpedoman pada rumusan konsep yang telah dibangun oleh al-Ghazali dalam pembentukan psikis remaja. Hujjatul Islam Imam al-Ghozali merumuskan ruh, jasad, qolb, aql, dan nafs sebagai pemegang kendali yang sangat dan harus diperhatikan. Ruh sebagai alamat al-amr (controler), jasad diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan potensi diri, qolb sebagai tempat untuk mencapai tingkatan makrifat, aql sebagai sumber untuk mengukur tindakan kebenaran, dan nafs sebagai wadah dari syahwat. Kelima komponen ini memegang peran tersendiri, dan apabila diasah maka akan memberikan kontribusi yang baik dalam pengembangan potensi diri.

Ruh memegang kendali dalam menentukan arah emosi (controler). Allah meniupkan ruh-Nya pada diri manusia dalam keadaan pure, jasad sebagai wadah penempatan, secara esensial semuanya di atur oleh ruh. Sebagai pemegang kendali ruh bekerjasama dengan akal dan hati dalam memainkan perannya di ranah kehidupan, nafsu sebagai penghalang atau pengacau yang berada di tengah akal dan hati bertugas untuk menyimpangkan hal positif yang telah dibentuk keduanya ke arah yang negatif. Emosi negatif terlahir dari persimpangan yang dibuat oleh nafsu. Sedangkan emosi positif terjadi karena proses sinkronisasi dari aqal dan hati. Pergolakan ruh di atur oleh akal dan hati yang mana keduanya sangat dipengaruhi oleh linkungan sekitar. Oleh sebab itu upaya penyesuaian diri harus digalahkan sejak dini untuk melatih kepribadian agar dapat berkompromi dengan lingkungan sekitar serta mampu untuk membentengi diri terhadap lingkungan yang buruk.

Sikap keterbukaan juga bisa menjadi upaya untuk memantapkan rasa percaya diri remaja dalam menghadapi persoalan hidup yang dideranya.

Bimbingan Konseling hanya sekedar pemberian bantuan belaka pada individu yang bermasalah atau tidak dengan cara pengembangan potensi fitrah agar senantiasa selaras dengan ketentuan norma yang berlaku, dapat dirumuskan bahwasannya bimbingan konseling bertujuan untuk mewujudkan manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Yaitu manusia yang mampu menciptakan kondisi, memperoleh kesenangan dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri, manusia yang benar-benar manusia, manusia yang mencapai taraf manusia sempurna. Fokus aplikatif dari bimbingan konseling (BK) itu berorientasi pada cara pengendalian emosi serta pengembangannya. Secara teoritik ada 5 cara untuk mengendalikan emosi;

1.    Menghadapi emosi tersebut,
2.    Jika memungkinkan tafsirkan kembali faktor penyulut terjadinya emosi,
3.    Kembangkan sikap realitis dan humoris,
4.    Mengatasi sumber problem yang menyebabkan terjadinya emosi,
5.    Membanggun sistem penyadaran diri.

Terakhir, bimbingan konseling (BK) merupakan salah satu bentuk tawaran dari problem solving pada diri remaja, akan tetapi esensi dari penyelesaian masalah itu semua terletak pada diri individu.

sumber : suara-islam.com

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Yayasan Amal Madani - Bersama merangkai potensi umat All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top